Malam itu banyak hal tak semestinya terjadi. Tetapi, apa boleh buat, Lusifer diyakini merasuki tubuh Mawarsaron, si gadis 16 tahun. Tidak ada pilihan lain, si Iblis Segala Iblis harus diusir.

Empat belas anggota Barisan Pendoa berseru-seru, menengking, berbahasa roh, dipadu gaduh suara gitar, mengusir semua kuasa kegelapan. Mawarsaron harus disucikan kembali, dengan cara apapun. Malam itu, dengan senjata kekuatan iman, perang melawan setan dikobarkan.

Di tengah segala histeria itu, diam-diam, Markus Yonatan mengemban misi lain.

 --

Teman-teman, 

Kami bertemu pertama kali dengan naskah Lusifer!Lusifer! pada Oktober 2018. Saat itu POST Press membuka kesempatan bagi publik untuk mengirimkan naskah novela. Sempat deg-degan juga sebetulnya, apakah ada penulis yang hendak memercayakan naskahnya kepada penerbitan kecil kami? Namun, ternyata puluhan naskah masuk sebelum batas waktu penyampaian. Dari Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi. Dari penulis perempuan, laki-laki, tua, muda. Kami senang sekali, dan mengucapkan banyak terima kasih. 

Kami membaca setiap naskah dari dekat, dan menemukan beberapa cerita yang menarik, juga suara-suara yang segar. Namun, di antara semuanya, hanya satu naskah yang saat itu kami baca dalam sekali duduk tanpa jeda. Lusifer!Lusifer! membuat kami terus membuka halaman demi halaman, mencari tahu bagaimana kisah Markus Yonatan, Mawarsaron, Lukas Natanael akan berakhir. Kami menyukai kepolosan suara Markus Yonatan dalam upaya memahami dirinya sendiri, orang-orang terdekatnya, juga lingkungan yang dipenuhi segala histeria itu. 

Penulisnya, Venerdi Handoyo, berhasil menghadirkan tema religi yang demikian asing bagi kami tanpa membuat kami tersesat, dengan cara yang tetap mengundang kami untuk menyelami tokoh-tokohnya secara lebih dalam. Pada saat yang sama, ia juga mengingatkan kita akan histeria beragama yang dekat dengan keseharian. Masing-masing dari kami memiliki bagian-bagian terbaik yang selalu diingat. Dari adegan penutup Markus Yonatan dan Lukas Natanael, hingga adegan Markus Yonatan pergi meninggalkan Mawarsaron dengan perasaan kalut.  

Tak butuh waktu lama untuk kami berembug dan memutuskan, Lusifer!Lusifer! akan menjadi terbitan POST Press berikutnya. 

Proses selanjutnya pun menjadi perjalanan yang menyenangkan. Kami bersama Venerdi membahas bersama setiap tokoh, adegan, alur, pilihan kalimat, dan bagaimana seluruh elemen itu dihadirkan dalam wujud terbaiknya kepada pembaca. Bersama-sama kami mencoba mengenal dan menggali lebih dalam siapa Markus Yonatan, menjabarkan kebingungan dan pencarian-pencariannya, atau siapa Mawarsaron dan apa-apa yang terjadi di dalam kepalanya. Kami sangat berterima kasih kepada Venerdi Handoyo yang selain menghadirkan naskah yang baik, juga terbuka dalam menghadirkan proses penyuntingan yang menggembirakan hingga Lusifer!Lusifer! hadir dalam bentuknya sekarang. 

Beberapa waktu lagi, teman-teman akan bisa menemui Lusifer!Lusifer! di Post, juga beberapa toko buku independen seperti Aksara Kemang, Berdikari, C2O, Dema Buku, Kineruku, Stanbuku, dll.  Semoga ia menjadi  menjadi suguhan bacaan yang menyenangkan untuk teman-teman sekalian.  


Salam hangat,
POST Press